Selasa, 23 Maret 2021
Rabu, 24 Februari 2021
Penggunaan OSI Layer pada Jaringan Komputer
Jaringan komputer dari tahun ke tahun mengalami banyak sekali perkembangan. Sehingga, setiap pengguna (user) di seluruh penjuru dunia dapat melakukan komunikasi dengan cepat dan optimal. Untuk saat ini, telah ada standarisasi khusus untuk penggunaan jaringan komputer sebagai alat komunikasi melalui OSI Layer.
Open System Interconnection atau OSI adalah model referensi yang diciptakan dari sebuah kerangka yang bersifat konseptual yang diciptakan dengan memenuhi tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah supaya model OSI menjadi rujukan bagi setiap vendor ataupun developer sehingga software dan produk yang mereka buat mempunyai sifat interpolate.
Di dalam OSI Layer terdapat 7 lapisan dan fungsinya adalah sebagai berikut.
1. Application Layer (Lapisan ke-7)
Application layer adalah lapisan yang menjadi pusat (center) terjadinya suatu interaksi antara pengguna (end user) dengan aplikasi yang bekerja menggunakan fungsionalitas sebuah jaringan. Selain itu juga mempunyai fungsi untuk melakukan konfigurasi mengenai bagaimana cara aplikasi dapat bekerja menggunakan resource jaringan. kemudian, dapat memberikan pesan saat terjadi sebuah kesalahan pada proses pengaturan jaringan. Contoh beberapa services dan protokol yang berada pada application layer adalah HTTP, SMTP, FTP, dan lain – lain.
2. Presentation Layer (Lapisan ke-6)
Lapisan keenam adalah presentation layer, dimana mempunyai fungsi untuk mentranslasikan format data yang akan ditransmisikan oleh aplikasi melalui jaringan, ke dalam format yang dapat ditransmisikan oleh sebuah jaringan.Pada layer ini, data juga akan ter- enkripsi dan dekripsi melalui sistem. Contoh protokol yang berada pada presentation layer adalah MIME, SSL, TLS, dan lain sebagainya.
3. Session Layer (Lapisan ke-5)
Session layer merupakan lapisan yang berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana sebuah koneksi dapat dibuat, dikelola, dan dikembangkan. Contoh protokol yang berada pada session layer adalah NFS, SMB, RTP, dan lain sebagainya.
4. Transport Layer (Lapisan ke-4)
Transport layer mempunyai fungsi untuk memecah data menjadi paket – paket data, serta memberikan nomor urut untuk setiap paketnya. Sehingga, dapat disusun kembali saat sampai pada tujuan. Layer ini menentukan protokol yang akan digunakan untuk mentransmisikan data, seperti protokol TCP. Protokol tersebut akan mengirimkan paket data, sekaligus memastikan bahwa setiap paket telah diterima dengan sukses dan tepat sasaran. Selain itu, juga dapat mentransmisikan ulang terhadap paket yang hilang atau rusak ketika proses pengiriman.
5. Network Layer (Lapisan ke-3)
Network layer adalah membuat header untuk paket yang berisi informasi IP (Internet Protocol), baik IP pengirim atau IP tujuan data. Pada suatu kondisi, network layer juga melakukan proses routing melalui internetworking dengan menggunakan bantuan router dan switch pada layer ke-3.
6. Data-Link Layer (Lapisan ke-2)
Pada data-link layer memiliki tugas untuk menentukan setiap bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut dengan frame. Pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan hardware atau perangkat keras (seperti halnya pada MAC Address (Media Access Control Address)), juga dapat menentukan bagaimana perangkat jaringan seperti hub, repeater, bridge, dan switch pada layer 2 dapat beroperasi. Untuk spesifikasi IEEE 802, dapat membagi tingkatan menjadi 2 level, yaitu lapisan Media Access Control (MAC) dan lapisan Logical Link Control (LLC).
7. Physical Layer (Lapisan ke-1)
Dan model OSI Layer terakhir dan yang paling utama adalah physical layer. Fungsinya adalah untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, sinkronisasi bit, metode pensinyalan, serta membangun arsitektur jaringan seperti pengkabelan dan topologi jaringan. Pada tahapan atau level ini juga mendefinisikan mengenai bagaimana sebuah NIC (Network Interface Card) dapat berinteraksi secara langsung dengan media kabel dan perangkat radio. Untuk setiap pengiriman data melalui tiap layer, dapat dianalogikan seperti anda mengirim surat.
Pemakaian Flow Control pada Transmisi Data
Data flow control berfungsi untuk memastikan entitas pengirim (transmitter) tidak membanjiri entitas penerima (receiver). Tanpa flow control, buffer dari receiver akan penuh ketika sedang memproses data lama. Data flow control juga dapat dipengaruhi oleh waktu transmisi, yakni waktu yang dibutuhkan untuk memancarkan semua bit dalam satu frame ke media komunikasi.
Stop-and-Wait Flow Control
Salah satu bentuk sederhana dari flow control adalah stop-and-wait flow control. Cara kerjanya ialah berawal dari sebuah entitas sumber (transmitter) mentransmisi suatu frame data. Setelah diterima, entitas tujuan (receiver) memberi isyarat untuk menerima frame lainnya yakni berupa acknowledgment (ACK). Transmitter harus menunggu sampai menerima ACK sebelum mengirim frame berikutnya. Si receiver juga dapat menghentikan aliran data dengan tidak memberikan ACK.
Stop-and-Wait Flow Control akan lebih efisien jika digunakan untuk mengirimkan suatu pesan atau data dengan jumlah frame yang sedikit. Jika jumlah frame yang dikirimkan banyak, maka sebelum deretan frame dikirimkan, frame akan dipecah-pecah menjadi blok-blok frame dengan ukuran yang lebih kecil, karena terbatasnya ukuran data atau frame yang dapat ditampung oleh receiver. Jumlah blok data yang besar akan mengakibatkan proses transmisi berjalan lambat dan dikhawatirkan jika terjadi kesalahan sehingga frame harus dikirim ulang dari awal.
Jika ukuran frame lebih kecil, maka deteksi kesalahan akan lebih cepat, dan jika terjadi kesalahan data yang harus di transmisikan ulang lebih sedikit.
Sliding-Window Flow Control
Selain Stop-and-Wait Flow Control, terdapat pula Sliding-Window Flow Control yang dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut:
Transmitter (A) dan receiver (B), terhubung melalui suatu link full-dupleks. B dapat menerima frame sebanyak 6 buah karena B menyediakan tempat buffer untuk n buah frame. A dapat melakukan pengiriman n buah frame tanpa harus menunggu B mengirimkan ACK. Namun, setiap frame diberi label nomor tertentu oleh A. B mengakui suatu frame denga n mengirim suatu ACK yang mengandung serangkaian nomor dari frame berikut yang diharapkan dan B siap untuk menerima n frame berikutnya yang dimulai dari nomor tertentu. Skema ini dapat juga dipakai untuk multiple frame ACK.
Sliding-Window Flow Control dirancang untuk membenahi sistem flow control sebelumnya, yakni Stop-and-Wait Flow Control. Pada Stop-and-Wait Flow Control, seolah-olah blok-blok data dikirimkan satu persatu dan mengirimkannya menunggu balasan jika blok data tersebut sudah sampai di receiver dan receiver sudah memberikan balasan. Berbeda pada Sliding-Window Flow Control, transmitter dapat mengirimkan blok-blok frame lebih banyak lalu setelah beberapa frame telah terkirim, barulah receiver memberikan balasan. Pada Stop-and-Wait Flow Control tiap-tiap blok frame diberi nomor.
Sliding-Window Flow Control jauh lebih efisien dibandingkan dengan Stop-and-Wait Flow Control karena:
- ~ Dapat mengirimkan lebih dari satu blok frame
- ~ Waktu penundaan/delay lebih sedikit
- ~ Transfer data menjadi lebih cepat
Dalam penerapannya, Sliding-Window Flow Control sangat dibutuhkan dalam komunikasi data karena memiliki nilai efisiensi yang jauh lebih tinggi ketimbang Stop-and-Wait Flow Control.
Selasa, 16 Februari 2021
Beberapa Perintah dasar pada MySql
Untuk anda yang ingin belajar pemrograman MySQL ini tentunya harus mengetahui dulu dasar dasar perintah dalam program ini, ya tentunya harus hafal ataupun sekedar mengetahui sedikit sedikit tentang perintah program yang harus kita tulis untuk membuat suatu program ataupun aplikasi yang ingin kita buat.
Perintah Dasar MySQL
Perintah Create (Database/Table)
create database [nama_database]
CREATE TABLE(Column_name1 table_nama data_typeColumn_name2 table_nama data_type)Column_name3 table_nama data_type
Perintah Select
Digunakan untuk menampilkan data dari table.
select * from [nama_table]
atau untuk menampilkan data dari kolom tertentu
select nama,email from [nama_table]
Perintah Order By
Digunakan untuk mengurutkan data berdasarkan kolom (field) tertentu. Secara default, urutan tersusun secara ascending (urut kecil ke besar). Anda dapat mengubahnya menjadidescending (urut besar ke kecil) dengan menambahkan perintah DESC.
SELECT *FROM [nama_table]ORDER BY [nama_kolom] ASC/DESC
contoh
SELECT * FROM bukutamuORDER BY id DESC
Perintah In
Digunakan untuk pencarian data menggunakan lebih dari satu filter pada perintah Where.
SELECT [nama_kolom]FROM [nama_table]WHERE [nama_kolom] IN (value1,value2, . . .)
contoh
SELECT * FROM bukutamuWHERE kota IN (‘Yogyakarta’,’Jakarta’)
Minggu, 14 Februari 2021
SQL (Structured Query Language)
- Data Definition Language (DDL)
Jenis perintah dasar yang pertama adalah Data Definition Language atau biasa disingkat dengan DDL. Perintah dasar ini sebenarnya merupakan perintah paling mendasar dari bahasa SQL.
Tujuannya untuk membuat struktur sebuah database. Kemudian, perintah dasar DDL masih dibedakan lagi ke dalam setidaknya lima jenis perintah yakni bisa kamu lihat di bawah ini.
- Perintah Create: sebuah perintah yang bisa kamu gunakan ketika membuat sebuah database yang baru, baik itu berupa tabel baru atau sebuah kolom baru. Kamu bisa membuat sebuah query dengan contoh ‘CREATE DATABASE nama_database‘.
- Perintah Alter: biasa digunakan ketika seseorang ingin mengubah struktur tabel yang sebelumnya sudah ada. Bisa jadi dalam hal ini adalah seperti nama tabel, penambahan kolom, mengubah, maupun menghapus kolom serta menambahkan atribut lainnya.
- Perintah Rename: dapat kamu gunakan untuk mengubah sebuah nama di sebuah tabel ataupun kolom yang ada. Bila kamu menggunakan perintah ini maka query-nya menjadi ‘RENAME TABLE nama_tabel_lama TO nama_tabel_baru”
- Perintah Drop: Bisa kamu gunakan dalam menghapus baik itu berupa database, table maupun kolom hingga index.
- Perintah Show: perintah DDL ini digunakan untuk menampilkan sebuah tabel yang ada.
- Data Manipulation Language (DML)
Berikutnya dalam pengertian SQL, dikenal dengan adanya Data Manipulation Language (DML). Seperti namanya, perintah dasar SQL ini bertujuan untuk memanipulasi data yang ada dalam sebuah database. Perintah dalam DML juga terbagi ke dalam empat jenis.
Beberapa di antaranya adalah insert, select, update, dan delete.
- Perintah Insert: Kamu bisa menggunakan perintah ini untuk memasukkan sebuah record baru di dalam sebuah tabel database.
- Perintah Select: Pada perintah ini kamu dapat menggunakannya dalam menampilkan maupun mengambil sebuah data pada tabel. Data yang diambil pun tidak hanya terbatas pada satu jenis saja melainkan lebih dari satu tabel dengan memakai relasi.
- Perintah update: Ini dapat kamu gunakan ketika ingin melakukan pembaruan data di sebuah tabel. Contohnya saja jika ada kesalahan ketika memasukkan sebuah record. Kamu tidak perlu menghapusnya dan bisa diperbaiki menggunakan perintah ini.
- Perintah Delete: Perintah DML ini dapat digunakan ketika kamu ingin menghapus sebuah record yang ada dalam sebuah tabel.
- Data Control Language (DCL)
Perintah dasar berikutnya adalah Data Control Language atau DCL. Perintah SQL ini digunakan khususnya untuk mengatur hak apa saja yang dimiliki oleh pengguna. Baik itu hak terhadap sebuah database ataupun pada tabel maupun field yang ada.
Melalui perintah ini, seorang admin database bisa menjaga kerahasiaan sebuah database. Terutama untuk yang penting. DCL berdasarkan perintah dasarnya terbagi dalam dua perintah utama yakni:
- Perintah Grant: Perintah ini biasanya digunakan ketika admin database ingin memberikan hak akses ke user lainnya. Tentu pemberian hak akses ini dapat dibatasi atau diatur. Dalam hal ini admin pun dapat memberikan akses mengenai perintah dalam DML di atas.
- Perintah Revoke: Kebalikannya dari Grant, Revoke terkadang sering digunakan untuk mencabut maupun menghapus hak akses seorang pengguna yang awalnya diberikan akses oleh admin database melalui perintah Grant sebelumnya.
Senin, 08 Februari 2021
DBMS (DataBase Management System)
Basisdata adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS).
Pengertian DBMS
DBMS merupakan suatu sistem atau software yang dirancang secara khusus dalam mengelola suatu database serta menjalankan operasi terhadap data yang diminta oleh banyak pengguna. untuk dapat mengerti lebih jauh lagi mengenai DBMS ini maka baca pengertian DBMS menurut para ahli.
Jadi database management system ini merupakan suatu sistem pengorganisasian serta sistem pengolahan Database pada komputer. Perintah atau instruksi tersebut umumnya ditentukan oleh user, adapun bahasa yang digunakan dibagi kedalam 2 (dua) macam diantaranya sebagaimana di bawah ini:
1. DDL (Data Definition Language)
Yang pertama adalah bahasa DDL atau kepanjangannya Data Definition Languange, yaitu dipakai untuk menggambarkan desain dari basis data secara menyeluruh. DDL (Data Definition Language) dapat dipakai untuk membuat tabel baru, memuat indeks, maupun mengubah tabel. Hasil dari kompilasi DDL akan disimpan di kamus data. Itulah definisi dari DDL.
2. DML (Data Manipulation Language)
Dan yang kedua adalah DML atau kepanjangannya Data Manipulation Language, yaitu dipakai untuk memanipulasi daan pengambilan data pada suatu basis data, misalnya seperti penambahan data yang baru ke dalam suatu basis data, menghapus data pada suatu basis data dan mengubah data pada suatu basis data. Itulah definisi dar DML.
Tujuan DBMS (Database Management System)
Adapun Tujuan dari DBMS ini diantaranya sebagai berikut:
1. Bisa digunakan secara bersama
Kecepatan serta kemudahan ketika mengakses data Menghemat ruang penyimpanan data
2. Untuk keamanan data
Menghilangkan duplikasi dan inkonsistensi data
3. Menangani data dalam jumlah yang banyak atau besar
Fungsi DBMS (Database Management System)
Adapun Fungsi dari DBMS ialah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan data dan kaitannya
2. Mengubah data atau memanipulasi data
3. Keamanan dan interigas data
4. Recovery/perbaikan dan kurasi data, Data dictionary
5. Untuk performance kerja
Macam Jenis DBMS (Database Management System)
Ada banyak macam DBMS seperti Oracle, MySql, PostgreeSql, Sql Server, dan masih banyak lagi, yang masing-masing setiap DBMS tsb memiliki keunggulan masing-masing.
Itulah bahasan tentang pengertian DBMS (Database Management System), disini saya akan mencontohkan melakukan Instalasi pada salah satu DBMS yang cukup populer yaitu Mysql menggunakan software Xampp... Yuk disimak videonya...!! Tutorial menginstall My SQL menggunakan Software XAMPP.








